Tumben tumbennya saya rela nungguin berhari hari kapan tayangnya film yang lumayan tak mendidik seperti ini..
Tapi berhubung lokasi syutingnya di Limboto, saya rela mah kang.
Film ini bergenre religi sebenarnya namun bagi rakyat Gorontalo, film ini film komedi!
Bagaimana tidak, dialeg Gorontalo di campur dengan dialeg Jkt48 yang akhirnya melahirkan dialeg si ambon manise. . .
Penempatan kata sambungnya juga kurang tepat.
"Ngana ngapain disini?"
"Nou pulang saja, kita tako Ram pulang kejar kejar nou"
"Wey ngana ngana liat ngana"
"Uti, jangan uti, Uti, uti, uti".
Daaaaan masiiiiiiih banyaaaaakk lagiiiii.. . .
Terlepas dari itu semua, saya bangga jadi orang Limboto.
Semua lokasi syutingnya 91%nya dilakukan di Limboto.
Dan ternyata Limboto indah juga ya diliat dari kotak kaca yang kita sebut tipi.
Haha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar